BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur-unsur
konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah
situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,
atau mengganggu tindakan pihak lain (Johnson, 1981)
Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut
komunikasi. Hal ini berarti, bila kita ingin mengetahui konflik, kita harus
mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung
komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk.
Menurut Myers, jika komunikasi adalah suatu proses
transaksi, yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama
untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik
pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara
nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan
pertentangan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian konflik ?
2. Jelaskan jenis-jenis konflik ?
3. Jelaskan factor penyebab
terjadinya konflik ?
4. Jelaskan strategi dalam
mengatasi konflik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian
konflik.
2. Menjelaskan jenis-jenis konflik.
3. Menjelaskan factor penyebab terjadinya konflik.
4. Menjelaskan strategi dalam
mengarasi konflik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
B. Jenis-Jenis Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel, terdapat
lima jenis konflik yaitu:
- Konflik Intrapersonal, Yaitu konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligu
- Konflik Interpersonal, Yaitu pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
- Konflik antar individu dan kelompok, Yaitu berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
- Konflik antara kelompok, Yaitu konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf merupakan merupakan contoh konflik antar kelompok
- Konflik antara organisasi, Yaitu disebut dengan persaingan. Namun berdasar pengalaman, konflik ini ternyata menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
C. Faktor Penyebab Konflik dalam Hubungan Antarpribadi
Ada beberapa yang dapat menimbulkan terjadinya konflik
dalam suatu hubungan antar pribadi. Beberapa penyebab tersebut antara
lain
1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya,
setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik, sebab dalam menjalani hubungan,
seseorang tidak selalu sejalan dengan orang lain.
Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang
merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan
pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat
memicu konflik
3. Perbedaan kepentingan antara individu.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang
dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
D. Strategi dalam Mengatasi Konflik
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang
dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
- Berkompetisi, Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan.Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
- Menghindari konflik, Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara.
- Akomodasi, Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
- Kompromi, Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi yang saling menguntungkan.
- Berkolaborasi, Menciptakan situasi seri dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadi hal yang harus kita pertimbangkan.
Namun biasanya kita tidak menyadari cara bertingkah
laku kita dalam situasi-situasi konflik. Apa yang kita lakukan seolah-olah
terjadi begitu saja. Maka bila kita terlibat dalam suatu konflik dengan orang
lain, ada dua hal yang harus kita pertimbangkan :
Ø Tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan pribadi
kita.
Ø Hubungan baik dengan pihak lain.
Cara kita bertingkah laku dalam suatu konflik dengan
orang lain, akan ditentukan oleh seberapa penting tujuan-tujuan pribadi dan
hubungan dengan pihak lain kita rasakan. Berdasarkan dua pertimbanan di atas,
dapat ditemukan lima gaya dalam mengelola konflik antarpribadi (Johnson, 1981)
:
a) Gaya kura-kura
Konon, kura-kura lebih senang menarik diri bersembunyi
di balik tempurung badannya untuk menghindari konflik. Mereka cenderung
menghindar dari pokok-pokok masalah maupun dari orang-orang yang dapat
menimbulkan konflik.
Mereka percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik
hanya akan sia-sia. Lebih mudah menarik diri, secara fisik maupun psikologis,
dari konflik daripada menghadapinya.
b) Gaya ikan hiu
Ikan hiu senang menaklukkan lawan dengan memaksanya
menerima solusi konflik yang ia sodorkan. Baginya, tercapainya tujuan pribadi
adalah yang utama, sedangkan hubungan dengan pihak lain tidak terlalu penting.
Konflik harus dipecahkan dengan cara satu pihak menang
dan pihak lainnya kalah. Watak ikan hiu adalah selalu mencari menang dengan
cara menyerang, mengunggli dan mengancam ikan-ikan lain.
c) Gaya kancil
Seekor kancil sangat mengutamakan hubungan, dan kurang
mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia ingin diterima dan disukai binatang
lain.
Ia berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari, demi
kerukunan. Setiap konflik tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak hubungan.
Konflik harus didamaikan, bukan dipecahkan, agar hubungan tidak menjadi rusak.
d) Gaya rubah
Rubah senang mencari kompromi. Baginya, baik
tercapainya tujuan-tujuan pribadi maupun hubungan baik dengan pihak lain
sama-sama cukup penting. Ia mau mengorbankan sedikit tujuan-tujuannya dan
hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan
bersama.
e) Gaya burung hantu
Burung hantu sangat mengutamakan tujuan-tujuan
pribadinya sekaligus hubungannya dengan pihak lain. Baginya konflik merupakan
masalah yang harus dicari pemecahannya. Pemecahan itu harus sejalan dengan
tujuan-tujuan pribadinya maupun lawannya. Konflik bermanfaat meningkatkan
hubungan dengan cara mengurangi ketegangan diantara dua pihak yang berhubungan.
Menghadapi konflik, burung hantu akan selalu berusaha
mencari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak. Penyelesaian yang juga mampu
menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain yang mungkin muncul di
dalam diri kedua pihak akibat konflik itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Jenis-Jenis Konflik yaitu: Konflik
Intrapersonal; Konflik Interpersonal; Konflik antar individu dan kelompok;
Konflik antara kelompok; Konflik antara organisasi.
Terdapat beberapa Faktor Penyebab Konflik dalam
Hubungan Antar pribadi yaitu : Perbedaan individu yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan; Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda; Perbedaan kepentingan antara individu.
Strategi dalam Mengatasi Konflik yaitu : Gaya
kura-kura; Gaya ikan hiu; Gaya kancil; Gaya rubah; Gaya burung hantu.
B. Saran
Diharapkan setelah para pembaca membaca makalah ini,
pembaca dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang terdapat dalam makalah ini serta
dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dapat melakukan
hubungan antar manusia dengan baik tanpa konflik.
DAFTAR PUSTAKA
A. Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi
: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.